Kamis, 10 November 2011

Budidaya Hamster

Binatang yang menyerupai marmut atau tikus ini memang sedang popular. Permintaan dari luar daerah sangat tinggi. Tertarik membudidayakan hamster? Fisamawati
Tertarikkah untuk mengembangbiakkan binatang bernama hamster?. Mengacu pada bentuk yang mirip-mirip marmut atau tikus ini, rasanya tak banyak yang melirik. Ya, hamster adalah salah satu binatang omnivora dengan kriteria fisik badan gemuk, berekor pendek dan memiliki telinga berbulu. Hamster memiliki bulu yang tebal dan panjang, dan berbagai warna bulu tergantung spesies hamster tersebut seperti hitam, putih, abu-abu, kuning bahkan merah.
Meski pun berbentuk mini, hamster memiliki keragaman spesies. Sebut saja hamster emas (Mesocricetus auratus) dan hamster kerdil (Phodopus). Dari kedua spesies itu pun masih terbagi lagi menurut keragaman warna bulu. Namun, dari banyaknya jumlah spesies hamster yang ada, hamster kerdil yang paling banyak diminati untuk dipelihara sebagai binatang kesayangan.
Menyadari hal tersebut menyadari Lie-Suan menekuni budidaya hamster, selain sebagai hobby tentunya. “Saya mulai serius ternak hamster sejak tiga tahun silam. Awalnya hanya memelihara saja, untuk kesenangan pribadi. Tetapi, tak hanya saya saja, adik-adik pun menyukai hamster dan memelihara. Jadilah bisnis ternak hamster keluarga,” terangnya mengawali topik pembicaraan.
Memulai dengan modal awal berkisar antara Rp3 juta hingga Rp4 juta, perempuan yang memiliki dua orang anak tersebut pun merekrut sanak saudaranya untuk ikut memasarkan hamster peliharaannya. “Karena perkembangan bisnis ini prospektif. Dalam minggu ini saja saya sudah menjual kurang lebih 250 ekor hamster. Jadi jika ditotal selama sebulan mampu menjual hamster sebanyak 1000 ekor. Permintaan pasar sangat tinggi, apalagi untuk jenis Roborovski. Meskipun harga jual jenis Roborovski terbilang tinggi tetapi selalu habis bahkan sampai kekurangan,” imbuhnya yang juga didampingi Chandra Suwondo-saudaranya.
Di showroom yang terletak di bilangan Senen, Jakarta Pusat, Lie-Suan mengkhususkan ternak hamster berukuran mini. Ada tiga jenis hamster yang dibiakkan yakni Hamster Campbell, Hamster Winter White dan Hamster Roborovski. “Dari jenis Campbell pun masih banyak variasi warnanya, ada Albino, Dominan Spot, Black Platinum, Panda, Black Beer, Mocca. Jenis Winter White ada Pearl, Golden, Violet dan Safir. Dan jenis yang ketiga Roborovski. Dari ketiga jenis tersebut masih banyak lagi loh warnanya bahkan sampai tak terhitung,” terang kelahiran 3 Juni 1963 ini.
Alasan dasar pemilihan hamster mini adalah karena pertimbangan pemeliharaan. Bagi Lie-Suan, hamster mini berbeda dengan hamster lokal. Jika dilihat dari bentuk, tubuh hamster lokal jauh lebih besar. Tetapi tak hanya bentuk fisik saja yang diamati, dari kemudahan pemeliharaan hamster mini memiliki keunggulan. “Memelihara hamster mini tidak terlalu sulit selain itu kebersihan pun mendukung. Mengacu pada bentuknya yang mini maka terkait langsung dengan ukuran pup-nya (kotorannya, red) yang kecil pula. Jadi kandang tidak terlalu kotor,” lanjutnya.
Ia pun mengilustrasikan, kandang yang baik adalah berukuran lebar 25 sentimeter, panjang 40 sentimeter, dan tinggi 30 sentimeter untuk dua ekor hamster. Menurut pengalamannya memelihara hamster, kandang yang terlalu padat memberikan dampak ‘ketidakbebasan’ bagi hamster itu sendiri. Selain itu, tipe karakter hamster pun bermacam-macam layaknya manusia, ada yang agresif, hiperaktif, pemalas, pemalu bahkan buas.
“Jika dipaksakan dalam satu kandang bisa saja saling berkelahi bahkan membunuh. Apalagi saat musim kawin tiba, sebisa mungkin jauh-jauh hari sudah dipisahkan dan diberikan pasangan-pasangan. Kelak, saat musim kawin tiba lagi maka tidak saling berebut karena sudah mengenal pasangan mereka sebelumnya. Hamster termasuk tipe yang setia terhadap pasangannya, mereka mengenali pasangannya dari indra penciuman,” tuturnya yang sekaligus menyediakan jasa konsultasi bagi pelanggannya.
Binatang yang berukuran tak lebih dari 13 sentimeter ini, memiliki tingkat produktifitas yang tinggi. Hamster mulai bereproduksi ketika memasuki bulan ketiga. Sedangkan untuk jumlah anak yang dilahirkan, dari satu pasangan hamster Campbell bisa menghasilkan jumlah minimal empat ekor dan maksimal delapan ekor untuk masa kehamilan 12 hari.
“Hamster Campbell termasuk jenis yang buas. Jika anak yang baru dilahirkan disentuh tangan manusia maka ia akan memakan anak tersebut karena dianggap musuh. Campbell pun secara otomatis akan memakan anaknya yang cacat untuk menghidupi anaknya yang sehat dari nutrisi air susunya. Berbeda dengan hamster Winter White, meski tidak memakan anaknya seperti hamster Campbell, Winter White bisa saja tidak menyusui anaknya karena faktor air susu tidak keluar atau si anak ‘berbau manusia’. Jadi tidak semuanya bisa hidup,” ungkapnya yang juga memberikan pemahaman hamster pun mudah stress jika sering dilihat dan dipegang.
Lantas apa sih jenis makanan hamster? “Sebenarnya yang perlu diperhatikan adalah minumannya, jangan sampai kehabisan karena makanan hamster sifatnya kering seperti kuaci, pellet dan sebagainya. Tetapi boleh pula memberi variasi dua minggu sekali dengan sayuran toge. Kebetulan saya memproduksi makanan hamster berlabel “Hamster Healthy Food” yang sudah diracik beberapa campuran yang baik untuk hamster itu sendiri. Untuk harga satu kilogramnya adalah Rp. 15.000,-,” promosi Lie-Suan yang memberi makan hamster setiap pagi dan sore.
Mematok harga hamster Campbell seharga Rp. 10 ribu/ekor dan hamster Roborovski seharga Rp. 75 ribu/ekor, Lie-Suan mampu memasarkan hingga ke Bandung, Surabaya, Medan, Pekan Baru, dan Kalimantan. “Permintaan dari luar daerah sangat tinggi meskipun kena tambahan ongkos pengiriman. Karena untuk pengiriman hamster sendiri harus menggunakan jalur udara belum lagi ditambah biaya karantina Rp. 25 ribu rupiah/ekor. Tetapi, untuk konsumen harga tersebut sudah paling murah jika dibanding harga yang ada di daerahnya sendiri,” jelasnya yang mengaku menghabiskan biaya makan Rp 9 ribu/ekor/bulannya.

0 komentar :

 

Templates | Bang Rahmat